Pada Pembelajaran Model TEFA terdapat dua hal yang sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran yakni :
1. Persiapan Modul atau lembar kerja siswa selama dalam proses pembelajaran
Model Pembelajaran Tefa ini berbasis pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan guru kepada mereka. Prosedur dan langkah kerja yang harus diikuti oleh siswa dituangkan kedalam Modul atau Lembar Kerja Siswa atau lebih sering disebut Jobsheet. Dengan berpedoman pada Jobsheet siswa sudah memahami apa saja yang haru dikerjakan, guru hanya mendampingi dan memberikan penilaian atas persiapan, proses dan hasil dari kerja siswa.
Didalam model pembelajaran TEFA, peran Jobsheet sangat besar dalam kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, jobsheet merupakan arah kerja yang harus mereka kerjakan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan melalui jobsheet. Dalam hal ini juga, guru berperan penting dalam penyusunan jobsheet. Dengan kemampuan guru mememetakan kompetensi siswa dalam rencana pembelajaran dengan sangat baik, maka jobsheet yang disusunpun akan mejadi baik sehingga dengan demikian hasil kerja siswa pun menjadi lebih baik.
2. Optimalisasi penggunaan Bengkel
Bengkel merupakan unsur utama dalam menentukan baik tidaknya Model pembelajaran TEFA untuk diterapkan dalam suatu sekolah. Peran bengkel dan jobsheet dalam pelaksanaan model pembelajaran TEFA sangat erat dan saling mempengaruhi. Jobsheet yang disusun baik tidak akan berjalan dengan sesuai bila tidak didukung dengan peralatan bengkel atau ketersediaan bengkel, begitu juga dengan bengkel yang lengkap tidak akan menghasilkan hasil belajar yang baik bila jobsheet tidak mampu memberikan arah kerja yang baik.
Pertanyaannya adalah apakah dibutuhkan peralatan dan bengkel yang besar untuk menunjang model pembelajaran TEFA ?
Jurusan TITL SMK N 5 Batam memberikan jawaban bahwa dengan luas bengkel yang minimal dan jumlah peralatan yang minimal juga tidak menghambat kelancaran pelaksanaan pembelajaran TEFA. Kuncinya adalah OPTIMALISASI Bengkel.
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam jurusan TITL dalam upaya untuk mengoptimalkan bengkel yakni :
a. Melakukan Partisi Bengkel
Proses Partisi ini adalah membagi bengkel menjadi beberapa bagian sesuai dengan kegunaan dalam proses pembelajaran. Bengkel TITL dengan luas area 8 x 9 meter dibagi menjadi empat bagian yakni :
1. Bagian penyimpanan, Bagian ini hanya terdapat beberapa lemari penyimpanan bahan dan perlatan praktik.
Pada bagian ini, ditata sedemikian rupa sehingga guru dalam membagi bahan praktik tidak mengalami kesulitan dalam mencari bahan dan membagikannya. Walaupun lemari yang dimilliki hanya tiga, namun ketiga lemari tersebut mampu menampung bahan dan alat praktik 4 mata pelajaran yani IPL, IML, ITL dan PDE.
2. Area Bahan Siswa Praktik
Bahan atau komponen sisa praktik namun masih dianggap layak untuk digunakan dikumpulkan pada area ini.
Memang pada saat sedang digunakan tempat ini agak berantakan dimana bahan sisa yang masih layak pakai ini dapat digunakan kembali namun siswa biasanya akan memilih sehingga pada saat praktik menjadi berantakan. Area ini diletakkan tidak jauh dari lemari penyimpanan bahan praktik dan komponen.
3. Area praktik dan ruang teori
Pada area ini dipartisi khusus untuk siswa praktik instalasi listrik atau instalasi tenaga. area praktik ini diletakan bersebalahan dengan ruang teori.
Ruang praktik sengaja diletakkan dibagian pintu keluar agar sirkulasi udara tetap terjaga, sedangkan ruang teori diletakan disebelah ruang praktik diperlukan agar pada saat memberikan teori pada kelompok teori siswa yang tergabung dalam kelompok praktik masih bisa diawasi.
4. Bagian tambahan
Dengan luas ruang praktik 72 m persegi, TITL masih mampu menyiapkan space ruangan untuk meja guru dan area tas siswa, dimana selama berada diarea praktik siswa tidak diperbolehkan membawa tas.
Penggunaan ruang praktik atau bengkel secara optimal mampu mendukung kegiatan pembelajaran model TEFA.