Pembelajaran secara daring yang sudah berlangsung sejak bulan maret 2020 memberikan berbagai dampak terhadap sikap dan perilaku peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang sering dikeluhkan wali kelas dan orang tua siswa saat menemui guru BK diantaranya:
- Siswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk bergadang dan nongkrong dengan teman-temannya daripada mengikuti pembelajaran daring.
- Siswa tidak responsif terhadap informasi dan istruksi yang diberikan oleh guru mapel dan wali kelas
- Siswa kecanduan main game sehingga lupa dan malas menuntaskan tugas-tugas pembelajaran
- Siswa merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan secara daring, merasa lebih mudah memahami materi pembelajaran ketika dijelaskan guru secra tatap muka
- Orangtua memiliki keterbatasan waktu dan pengetahuan penguasaan teknologi sehingga tidak bisa melakukan pendampingan saat belajar daring.
- Orang tua merasa tidak sanggup mengontrol siswa selama siswa belajar secara daring.
- Siswa mengundurkan diri dari sekolah karena malas mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas belajar, lebih tertarik main game dan nongkrong bersama kawan-kawan yang putus sekolah.
Gambaran di atas merupakan bagian permasalahan-permasalahan yang timbul selama proses pembelajaran secara daring. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, guru BK memberikan layanan belajar melalui pendekatan peer counseling (bimbingan konseling teman sebaya).
Konseling sebaya dipandang penting karena remaja lebih terbuka dan lebih mudah bercerita dan memberi tahu masalah yang dihadapi kepada teman sebayanya dibandingkan kepada orang tua, maupun guru di sekolah.
Peer counseling (Konseling sebaya ) memiliki peluang untuk membentuk kelekatan dan rasa kebersamaan antar siswa karena kontak yang terjadi lebih sering dan berkelanjutan. Kelekatan antar siswa akan memberikan kepercayaan pada siswa untuk bercerita tentang permasalahan yang dialami kepada peer konselor. Proses konseling yang terjadi antar teman sebaya dapat menumbuhkan rasa saling empati, saling percaya dan menciptakan hubungan yang baik sesama siswa. Hal ini merupakan faktor penting bagi pembentukan kecerdasan interpersonal siswa.
Oleh sebab itu guru BK mengadakan pelatihan kepada siswa yang sudah ditunjuk dan bersedia untuk menjadi tutor bimbingan konseling sebaya. Saat ini untuk kelas X sudah terpilih sebanyak 11 orang siswa yang menjadi tutor bimbingan dari jurusan Grafika dan jurusan Pengelasan Umum. Peer counseling ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya preventive dan pengentasan dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
-Siti-