Proses konseling menggunakan teknik gestalt bertujuan agar konseli (siswa) dapat menumbuhkan kesadaran dirinya untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik, mencapai kematangan dalam berpikir dan dapat berubah dari ketergantungannya kepada lingkungan/orang lain menjadi lebih percaya diri dan dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya.
Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai berikut.
- Membantu konseli (siswa) agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
- Membantu konseli (siswa) menuju pencapaian integritas kepribadiannya
- Mengentaskan konseli (siswa) dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
- Meningkatkan kesadaran individual agar konseli dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
Tugas konselor/guru BK adalah mendorong konseli/siswa untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya serta mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar konseli/siswa mau belajar menggunakan perasaan dan pikirannya secara optimal.
beberapa teknik dalam konseling Gestalt, yaitu:
- Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara konseli/siswa dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan. Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”.
- Latihan Saya Bertanggung Jawab
Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu konseli/siswa agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain.
- Bermain Proyeksi
Proyeksi artinya memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Dalam teknik bermain proyeksi konseli/siswa diminta untuk mempraktikan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
- Teknik Pembalikan
Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya. Dalam teknik ini konseli/siswa diminta untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
- Tetap dengan Perasaan
Teknik ini dapat digunakan untuk konseli/siswa yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin menghindarinya. Konseli/siswa didorong untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Untuk membuka dan membuat jalan menuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru tidak cukup hanya mengkonfrontasi dan menghadapi perasaan-perasaan yang ingin dihindarinya tetapi membutuhkan keberanian dan pengalaman untuk bertahan dalam perasaan yang ingin dihindarinya itu.