Diterbitkannya UU Revitalisasi SMK No.9 Tahun 2016 menjadi motor penggerak geliat untuk memperbaiki kualitas tamatan SMK. Rendanya mutu SMK dimasa lalu tidak terlepas dari citra negatif SMK yang dapat kita lihat di berbagai laman media sosial baik elektronik maupun cetak. Siswa SMK identik dengan karakter keras, urakan, semaunya bahkan nyaris premanisme. Padahal beberapa tahun terakhir Direktorat pembinaan SMK terus berupaya memperbaiki citra ini melalui bantuan aneka program-program agar SMK menghadirkan cita positif dan mutu lulusan yang baik terutama di kalangan dunia industri dan dunia usaha (DU/DI).
Melalui semangat inilah maka Direktorat PSMK melakukan upaya Program Re-Branding SMK di Denpasar Bali 13-15 Maret 2019 yang diikuti oleh 85 SMK terpilih dari 600 SMK yang mendaftar. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Direktur PSMK DR. IR M. BAKRUN, PROGRAM RE-BRANDING KUATKAN CITRA POSITIF SMKMM dan dihadiri oleh ARI WIBOWO Kasubdit program dan evaluasi dan Fauzy Harmoko sebagai Trainer professional untuk Re-Branding.
Dalam Sambutanya Direktur PSMK Bapak Bahrun memberikan arahan bahwa SMK sejatinya adalah motor penggerak kemajuan bangsa karena Revolusi Industri 4.0 bisa ditaklukan dengan keterampilan dan skill yang sejatinya harus dimiliki siswa SMK. Output dan Outcome dari lulusan SMK harus mampu menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja terampil sesuai dengan kebutuhan DU/DI. Pemerintah terutama direktorat PSMK tidak henti-hentinya memberikan stimulus kepada SMK untuk terus berbenah memperbaiki diri agar Industri mau melirik siswa-siswa SMK untuk memenuhi kuota tenaga terampil di perusaahan mereka. Perlu juga diwaspadai, Kepala sekolah yang di amanahi memimpin SMK harus terus berinovasi dan berkolaborasi agar sekolahnya maju, jika hanya betah dengan cara dan metode lama, SMK akan ditinggalkan siswanya karena tidak punya daya saing dengan jenis pendidikan formal lain. Kepala Sekolah harus mau turun ke lapangan melihat permasalahan yang muncul, mencari solusi dan melakukan perbaikan secara terus menerus. Pemerintah telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk memperbaiki mutu SMK dari 11% menjadi 19% dari anggran APBN. Kepala sekolah sebagai duta-duta bangsa, sebagai putra putri terbaik dan terpilih harus hadir sebagai agen perubahan untuk SMK yang lebih baik dengan inovasi tiada henti demi kemajuan bangsa.
Sementara itu Trainer Re-branding SMK yang disajikan oleh Bapak Fauzy Harmoko dari Brandoctor Indonesia menyampaikan bahwa citra postif SMK yang sudah dibentuk di sekolah harus dikabarkan dan disiarkan agar citra negatif yang selama ini melekat dapat di ambil alih. Strategi yang paling ampuh dalam Re-Branding adalah memanfaatkan beberapa Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, youtube dan website, mengingat berdasarkan hasil survey bahwa masyarakat dunia dan Indonesia khusunya adalah 70% pengguna aktif media social. Karena potensi inilah maka SMK harus mampu mebranding dirinya sendiri sehingga citra positif SMK dapat dikabarkan dan menjadi magnet bagi kepercayaan DU/DI. Dalam melakukan Branding sekolah harus menampilkan ciri khas, karakter dan daya tarik sekolahnya sehingga menjadi keunggulan yang dapat di pormosikan sehingga citra SMK menjadi lebih positif. Re-Branding adalah bentuk ekspresi kebanggan terhadap SMK yang bisa ditunjukkan dalam bentuk karya, prestasi, kinerja, konstribusi, sumbangsih, peran, upaya, karkater, dsb.