Kita sering mendengar ungkapan “susah mencari orang jujur sekarang”. Kita banyak mendengar kabar tentang korupsi, tawuran antara pelajar, orang yang tidakbertanggungjawab, kenakalan remaja, seks bebas. Sebenarnya apa yang salah dengan manusia zaman sekarang. Orang-orang yang berkualitas secara akademis tapi tidak memiliki moral. Pada masa ini kita harus mengakui bahwa karakter manusia mulai menurun kualitasnya. Bukan hal yang baru, pada saat ini meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan Narkoba, alcohol dan seks bebas. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakinrendahnya rasa hormat kepada guru dan orang tua, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara, membudayanya ketidakjujuran, dan adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
Sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati dan rasa). Padahal pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Dalam buku seni membentuk Karakter Kristen, Dr. Stephen Tong mengatakan sekolah-sekolah sudahtidak lagi mementingkan pendidikan karakter, yang dipentingkan hanyalah pengetahuan akademik dan gelar. Pendidikan akademik yang tidak di imbangi oleh pendidikan karakter bukanlah pendidikan. Dengan keadaan seperti sekarang ini, seharusnya kita lebih menyadari bahwa tujuan pendidikan Kristen adalah pendidikan karakter kristiani berdasarkan Alkitab.
Pengertian Agama
Secara etimologi, kata agama berasal dari Bahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar kata. Gam artinya “pergi”. Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya “jalan”. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Disamping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari Bahasa sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.
Pengertian Karakter
Karakter merupakan totalitas cirri pribadi membentuk penampilan seseorang atau obyek tertentu. Ciri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral dan etis; kualitas kejujurann, keberanian, integritas, reputasi yang baik, semua nilai tersebut diatas merupakan sebuah kualitas yang melekkat pada kekhasan individu. Adalah sesuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda yang khas, karakter mengacu pada moralitas kehidupan sehari-hari. Karakter bukan merupakan kegiatan sesaat, melainkan kegiatan konsisten muncul baik secara bataniah dan rohaniah.
Karakter mengacu pada kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap berbuat, membentuk tekstur dan motivasi kehidupan seseorang. Karakter erat dengan pola tingkahlaku, kecenderungan pribadi untuk berbuat baik. Karakter sebagai sesuatu yang melekat pada personal yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap, yang terdapat dalam individu dan telah mengkristal pada pikiran dan tindakan. Hanya individu itu sendiri yang tahu dirinya. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.
Menurut KBI Purwadarminta, karakter diartikan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa karakte rmerupakan nilai nilai perilaku manusia yang berhubungan denganTuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum tata karma, budaya dan adat istiadat. Karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi cirri khas seseorang.
PAK
Tujuan PAK di perguruan tinggi secara spesifik adalah; “Membentuk terbinanya sarjana beragama, dan bertaqwa kepadaTuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut serta dalam kerjasama antar umat beragama dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS untuk kepentingan nasional.
Tujuan PAK secara khusus adalah usaha untuk membentuk dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang mencerminkan sebagai gambar Allah yang memiliki sifat kasih dan ketaatan kepada Tuhan, memiliki kecerdasan, keterampilan, berbudi pekerti luhur, kesadaran dan memelihara lingkungan hidup, serta ikut bertanggungjawab dalam pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Jadi, pada prinsipnya konsep belajar Kristen ditekankan pada keaktifan setiap pribadi untuk membentuk diri atau menjadi pelaku firman Allah dan mengabdikan seluruhnya untuk bangsa dan Negara termasuk cinta tanah air sebagai perwujudan kasihnya kepada Tuhan.
Peran Guru PAK dalam Pembentukan Karakter
Membentuk karakter anak didik peranan guru dalam keberhasilan peserta didik sangat penting maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru harus mampu membawa anak didik memahami serta menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan mengacu pada sosok Yesus sebagai guru yang Agung. Sebagai guru yang mengajar di bidang PAK, harus mampu menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16).
Pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai dalam tingkahlaku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung diluar maupun didalam kelas pada semua mata pelajaran. Berikut beberapa cara yang dilakukan dalam belajar PAK:
a. Memaksimalkan penyampaian materi PAK
b. Mengadakan penelaan Alkitab
c. Membudayakan siswa dengan doa atau ibadah disekolah
d. Memperingati hari-hari besar keagamaan untuk pengembangan keimanan dan penanaman moral siswa. Kebenaran firman Tuhan adalah satu-satunya pembentuk karakter yang sempurna.
Pengembangan karakter dalam system pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya baik terhadap Tuhan, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara.
Tahapan mengembangkan karakter:
a. Tahapan pengetahuan (knowing)
b. Tahapan pelaksanaan (acting)
c. Tahapan kebiasaan (habitat)
Nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan Alkitab:
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Efesus 4:2-3, 5:1-2; Roma 6:6-11; Yeh 36:25-27; Gal 2:20)
2. Nilai karakter dalam diri sendiri (1 Ptr 3:10-11)
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama (Gal 5:22-23; Yoh 15:12,17; Gal 6:9-10; Fil 2:1-5)
4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan (Kej 2:8-25; Kej 1:28)
5. Nilai kebangsaan (1 Ptr 2:13,16; Titus 3:1)
Pembentukan karakter memerlukan teladan/role model, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan.
Saran
a. Guru Agama harus mampu menjadi figur yang dapat di contoh oleh anak didik
b. Setiap penyajian mata pelajaran agama Kristen yang disampaikan perlu untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotorik selain dari ranah kognitif.
Kesimpulan
PAK harus mendorong agar iman bukan hanya sebatas pemahaman doktrin tentang Tuhan dan perbuatanNya, tetapi nyata dalam praktek kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter sepatutnya tidak hanya berlangsung melalui kurikulum akademis yang tertulis, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan disekolah, teladan hidup guru dengan anak didik, relasi diantara anak didik, proses pembelajaran. Harus ada kesungguhan semua pihak dalam mewujudkan pendidikan karakter. Sekolah harus membantu anak didik cara ia dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan karakter yang baik.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kita sering mendengar ungkapan “susah mencari orang jujur sekarang”. Kita banyak mendengar kabar tentang korupsi, tawuran antara pelajar, orang yang tidakbertanggungjawab, kenakalan remaja, seks bebas. Sebenarnya apa yang salah dengan manusia zaman sekarang. Orang-orang yang berkualitas secara akademis tapi tidak memiliki moral. Pada masa ini kita harus mengakui bahwa karakter manusia mulai menurun kualitasnya. Bukan hal yang baru, pada saat ini meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan Narkoba, alcohol dan seks bebas. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakinrendahnya rasa hormat kepada guru dan orang tua, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara, membudayanya ketidakjujuran, dan adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
Sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati dan rasa). Padahal pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Dalam buku seni membentuk Karakter Kristen, Dr. Stephen Tong mengatakan sekolah-sekolah sudahtidak lagi mementingkan pendidikan karakter, yang dipentingkan hanyalah pengetahuan akademik dan gelar. Pendidikan akademik yang tidak di imbangi oleh pendidikan karakter bukanlah pendidikan. Dengan keadaan seperti sekarang ini, seharusnya kita lebih menyadari bahwa tujuan pendidikan Kristen adalah pendidikan karakter kristiani berdasarkan Alkitab.
Pengertian Agama
Secara etimologi, kata agama berasal dari Bahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar kata. Gam artinya “pergi”. Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya “jalan”. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Disamping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari Bahasa sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.
Pengertian Karakter
Karakter merupakan totalitas cirri pribadi membentuk penampilan seseorang atau obyek tertentu. Ciri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral dan etis; kualitas kejujurann, keberanian, integritas, reputasi yang baik, semua nilai tersebut diatas merupakan sebuah kualitas yang melekkat pada kekhasan individu. Adalah sesuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda yang khas, karakter mengacu pada moralitas kehidupan sehari-hari. Karakter bukan merupakan kegiatan sesaat, melainkan kegiatan konsisten muncul baik secara bataniah dan rohaniah.
Karakter mengacu pada kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap berbuat, membentuk tekstur dan motivasi kehidupan seseorang. Karakter erat dengan pola tingkahlaku, kecenderungan pribadi untuk berbuat baik. Karakter sebagai sesuatu yang melekat pada personal yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap, yang terdapat dalam individu dan telah mengkristal pada pikiran dan tindakan. Hanya individu itu sendiri yang tahu dirinya. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.
Menurut KBI Purwadarminta, karakter diartikan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa karakte rmerupakan nilai nilai perilaku manusia yang berhubungan denganTuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum tata karma, budaya dan adat istiadat. Karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi cirri khas seseorang.
Tujuan PAK diSMK secara spesifik adalah; “Membentuk terbinanya sarjana beragama, dan bertaqwa kepadaTuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut serta dalam kerjasama antar umat beragama dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS untuk kepentingan nasional.
Tujuan PAK secara khusus adalah usaha untuk membentuk dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang mencerminkan sebagai gambar Allah yang memiliki sifat kasih dan ketaatan kepada Tuhan, memiliki kecerdasan, keterampilan, berbudi pekerti luhur, kesadaran dan memelihara lingkungan hidup, serta ikut bertanggungjawab dalam pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Jadi, pada prinsipnya konsep belajar Kristen ditekankan pada keaktifan setiap pribadi untuk membentuk diri atau menjadi pelaku firman Allah dan mengabdikan seluruhnya untuk bangsa dan Negara termasuk cinta tanah air sebagai perwujudan kasihnya kepada Tuhan.
Peran Guru PAK dalam Pembentukan Karakter
Membentuk karakter anak didik peranan guru dalam keberhasilan peserta didik sangat penting maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru harus mampu membawa anak didik memahami serta menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan mengacu pada sosok Yesus sebagai guru yang Agung. Sebagai guru yang mengajar di bidang PAK, harus mampu menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16).
Pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai dalam tingkahlaku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung diluar maupun didalam kelas pada semua mata pelajaran. Berikut beberapa cara yang dilakukan dalam belajar PAK:
a. Memaksimalkan penyampaian materi PAK
b. Mengadakan penelaan Alkitab
c. Membudayakan siswa dengan doa atau ibadah disekolah
d. Memperingati hari-hari besar keagamaan untuk pengembangan keimanan dan penanaman moral siswa. Kebenaran firman Tuhan adalah satu-satunya pembentuk karakter yang sempurna.
Pengembangan karakter dalam system pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya baik terhadap Tuhan, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara.
Tahapan mengembangkan karakter:
a. Tahapan pengetahuan (knowing)
b. Tahapan pelaksanaan (acting)
c. Tahapan kebiasaan (habitat)
Nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan Alkitab:
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Efesus 4:2-3, 5:1-2; Roma 6:6-11; Yeh 36:25-27; Gal 2:20)
2. Nilai karakter dalam diri sendiri (1 Ptr 3:10-11)
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama (Gal 5:22-23; Yoh 15:12,17; Gal 6:9-10; Fil 2:1-5)
4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan (Kej 2:8-25; Kej 1:28)
5. Nilai kebangsaan (1 Ptr 2:13,16; Titus 3:1)
Pembentukan karakter memerlukan teladan/role model, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan.