Sagulung. Wabah Corona yang sudah melanda dunia sejak akhir tahun 2019 mulai berdampak ke Indonesia di awal tahun 2020. Para Korban mulai dilaporkan sejak awal Maret dan jumlahnya terus berkembang hingga saaat ini.
Larangan berkumpul di tempat keramaian hingga menutup berbagai lokasi usaha sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 atau virus corona diberlakukam sejak hampir diseluruh provinsi di Indonesia dilaporkan meneukan kasus Positif Corona Hal ini membuat sejumlah perusahaan di Kota Batam mulai merasakan dampaknya.
Sehingga perusahaan tersebut menetapkan beberapa pilihan kebijakan . Menurut data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam , yang BKK ambil dari Kepripedia awal Maret 2020 ini adapun kebijakn tersebut antara lain:
Pengurangan jam kerja sebanyak 7.358 orang;
Karyawan yang dirumahkan dengan bayaran sebanyak 1.878 orang;
Karyawan yang dirumahkan tidak dibayar (unpaid leaved) sebanyak 3.423 orang;
Pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 109 orang
Kebijakan ini Diambil manajemen perusahaan agar mengurangi kerugian akibat produksi yang jauh berkurang. Sehingga otomatis akan berdampak pada nasib sejumlah karyawannya, terutama karyawan yang masa kerjanya masih pendek atau belum permanen
Melalui pesan singkat dan wa, BKK mencoba menghubungi beberapa alumni SMKN 5 yang saat ini bekerja di industry maupun non industry untuk menggali informasi dampak wabah ini . Pada umumnya mereka menyampaikan hal yang sama. Bahkan ada yang sudah bertahun tahun bekerja di bagian office saat ini harus bekerja bergantian seperti 3 hari masuk dan 4 hari bekerja dari rumah. Hal ini membuat penghasilan tambahan yang seperti biasa mereka dapat dari lembur tidak mungkin lagi ditemukan di slip gaji mereka. “ Kami masih bersyukur maam, masih di bolehkan bekerja disini karena banyak teman teman malah langsung di PHK, ada juga yang dirumahkan tapi ngga di kasi gaji ujar alumni Multimedia angkatan 2015 kepada BKK melalui Wa nya sambil menyebutkan sejumlah nama
Untuk karyawan yang masih lajang dan masih tinggal dengan orang tua idak terlalu gundah dalam menyingkapi kebijakan dirumahkan ini sperti yang dijelaskan oleh alumni listrik angkatam 2016. “kami masih bisa bertahan dengan tabungan kami karena untuk kebutuhan pokok seperti sewa rumah, makan dan keperluan lainnnya masih bisa mengandalkan orang tua “ jelasnya.
Selain yang sudah lama tamat dan bekerja di industry,alumni tamatan tahun lalu yang masih mencari kerja juga tak kalah gundah. “ karena yang sudah pengalaman saja dirumahkan apalagi kami yang belum punya sama sekali”, ujar Jorgi tamatan Listrik. Kita semua berharap wabah ini segera bisa berakhir sehingga kehidupan bisa berjalan normal seperti biasanya.